Rabu, 06 April 2016

Kebaktian Rumah Tangga



MENGAPA KEBAKTIAN RUMAH TANGGA HARUS DILAKUKAN?
Sebuah Refleksi untuk menyambut Tahun Keluarga HKI 2016
Oleh: Pdt. Jansen Simanjuntak, MTh, MM
Kadep Marturia Kantor Pusat HKI

            Di banyak rumah tangga Kristen, kebaktian rumah tangga sudah sering dilakukan. Ada yang setiap malam mengadakannya ada yang dua atau tiga kali seminggu, ada pula yang tidak teratur. Namun, masih banyak pula yang belum membiasakan melakukan kegiatan tersebut. Mungkin saja tidak tahu apa sebenarnya kebaktian rumah tangga itu?
            Yang dimaksud dengan kebaktian rumah tangga adalah kebaktian yang dilakukan secara rutin di rumah tangga, yang diikuti seisi rumah dan dipimpin salah seorang anggota rumah tangga tersebut. Yang disebut “rumah tangga” dapat berupa suatu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak. Dapat pula sekelompok orang, seperti beberapa mahasiswa, yang tinggal bersama disuatu rumah. Biasanya acara relatif singkat sebab berlangsung sekitar 30 menit.

Kebaktian Rumah Tangga ?
            Sedikitnya ada tiga alasan mengapa kebaktian rumah tangga itu harus dilakukan setiap rumah tangga Kristen. Pertama, sebab hal itu merupakan pelaksanaan perintah Tuhan. Kedua, karena kegiatan itu merupakan kebutuhan, dan ketiga, karena kebaktian itu besar manfaatnya:
1.    Tuhan merindukan kita untuk selalu mengadakan persekutuan untuk memuliakanNya. Kebaktian rumah tangga adalah salah satu bentuk dari persekutuan itu.
2.    Untuk memerintahkan para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka mengenai Hukum Allah (Ulangan 6:7). Melalui kebaktian seperti itu diharapkan para orang tua dapat melaksanakan perintah itu.
3.    Kita perlu mendengar firman Tuhan sebagai “santapan” rohani kita sama seperti kita perlu makan nasi dan sejenisnya untuk jasmani kita. Sama halnya, adalah baik sekali bila seisi rumah bersama-sama mendengar Firman Tuhan sebagai makanan rohani di kebaktian rumah tangga.
4.    Kita perlu berkomunikasi yang tetap dan teratur dengan Tuhan. Kita perlu mengucap syukur atas hal yang kita terima; kita menyampaikan keluhan atas masalah atau persoalan yang kita hadapi dan memohon pertolongan untuk mengatasinya. Di samping itu, kita juga perlu mendengar Tuhan berbicara kepada kita. Melalui berbagai acara pada kebaktian rumah tangga, disitulah komunikasi berlangsung.
5.    Dengan mengadakan kebaktian rumah tangga kita terbiasa membaca Alkitab, menyanyikan lagu lagu rohani atau mendengar kesaksian orang lain. Kita akan lebih dekat kepada Tuhan, lebih peka terhadap suara Tuhan, lebih tau apa saja yang menjadi keinginanNya dan apa saja yang dibenciNya.
6.    Kegiatan kebaktian rumah tangga mempererat hubungan batin antara sesam anggota keluarga seperti antara suami dengan istri, antara orang tua dengan anak serta antara sesama anak-anak atau sesama peserta. Misalnya, ketika membahas pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari dan perikop yang baru saja dibaca, pembicaraan dapat berkembang ke hal-hal lain. Bila sifat komunikasinya waktu itu adalah timbal balik, di mana setiap yang hadir dapat mengutarakan pandangan dan tidak seorang pun mendominasi pembicaraan atau merasa paling tahu, acara akan menjadi bermanfaat. Dengan seringnya berkomunikasi, hubungan batin akan tambah erat. Soalnya, tidak selalu ada kesempatan di antara sesama anggota rumah tangga untuk saling berbicara.
            Jadi sesungguhnya kebaktian rumah tangga itu selain mempererat hubungan antara kita dengan Tuhan, juga mendekatkan kita dengan sesama anggota rumah tangga kita atau sesama peserta kebaktian.

Mengadakan Kebaktian?
            Lalu apa saja yang dilakukan pada kebaktian rumah tangga? Atau, apa saja acara di kebaktian tersebut? Dapat bermacam-macam. Namun sedikitnya harus ada  pembacaan Alkitab dan doa. Selain kedua butir itu, dapat saja ada acara bernyanyi satu atau lebih lagu rohani; menjelaskan atau mengupas perikop Alkitab yang harus dibaca, berbagi pengalaman (sharing).
            Perikop Alkitab yang dibaca dapat dipilih sendiri atau menurut petunjuk dari Almanak yang berisi bacaan tiap hari berdasarkan ayat Alkitab. Atau buku renungan harian yang banyak ragamnya yang dapat ditemukan di Toko-toko buku Kristen atau di beberapa Gereja. Acara kebaktian keluarga (pagi dan malam) sudah disediakan oleh Departemen Marturia HKI dan berencana akan mencetak buku kumpulan renungan dalam tahun ini. Ada juga buku renungan yang isinya adalah bacaan untuk periode satu bulan harganya Rp.5000-Rp.10.000 seperti “Manna Sorgawi atau Renungan Bulanan”. Jadi sangat murah.
            Bila perikop yang akan dibaca dipilih sendiri, ada beberapa cara yang digunakan. Ada keluarga yang memilih membaca secara urut mulai dari buku pertama (Kitab Kejadian) sampai buku terakhir (Kitab Wahyu), yang sering disebut pembacaan Alkitab secara Kanonis. Ada yang tergantung dari topik yang telah disepakati bersama terlebih dahulu misalnya, mengenai dosa asal atau mengenai kematian Jesus), ada pula yang memilih secara acak (jadi Alkitab asal dibuka saja dan perikop yang tertangkap oleh mata, itulah yang dipilih).
            Kelebihan membaca perikop berdasarkan buku renungan harian di bandingkan memilih sendiri, kita dapat memperoleh penjelasan mengenai perikop dari buku renungan tersebut. Harus diakui tidak semua orang mampu memberi penjelasan mengenai perikop yang baru dibaca. Tentu saja pada runah tangga yang salah satu anggotanya mampu menjelaskan isi perikop, tentulah lebih beruntung sebab tidak perlu tergantung pada buku renungan harian.
            Ada juga kebaktian rumah tangga yang secara bersama mengulas perikop yang dibaca. Ada pula yang diberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain. Kegiatan-kegiatan serupa itu bagus sekali sebab dapat saling menumbuhkan iman sesama peserta sekaligus membiasakan diri untuk mengemukakan pendapat. Namun saya anjurkan, marilah kita secara teratur membaca Firman Tuhan sesuai nats harian yang sudah ditentukan di Almanak HKI.
            Mengenai menyanyi lagu rohani, hal itu tergantung dari setiap rumah tangga. Bila seisi rumah tangga senang bernyanyi, dapat saja menyanyi beberapa lagu. Tetapi bila kurang senang bernyanyi, boleh hanya satu lagu atau tidak ada sama sekali. Hanya saja, bila kebaktian diawali dengan bernyanyi, perasaan peserta kebaktian akan terangkat dan lebih siap ketika masuk ke dalam acara utama.
            Soal kapan kegiatan itu dilakukan, idealnya adalah setiap hari. Kalaupun tidak mungkin, sebaiknya dalam seminggu dilakukan dua atau tiga kali. Lalu, bagusnya kegiatan itu dilakukan tetap pada waktu yang sama. Misalnya, setiap sesudah makan malam. Atau, pagi-pagi sebelum para anggota rumah tangga berangkat ke sekolah atau bekerja. Yang penting adalah waktu dimana sebanyak mungkin anggota rumah tangga ada dirumah dan dapat mengikuti kebaktian, bila kegiatan itu dilakukan selalu pada waktu yang tepat, seisi rumah akan membiasakan diri menyisihkan waktu itu untuk kebaktian dan tidak akan menggunakannya untuk keperluan lain.

Perlu diperhatikan
             Ada yang perlu diperhatikan bila mengadakan kegiatan rumah tangga:
1.    Bila selama ini kita tidak mengadakan kebaktian rumah tangga di rumah dan ingin memulainya, mungkin timbul rasa enggan karena takut diherani orang, kok, tiba-tiba mengadakan kebaktian rumah tangga? Rasa enggan ini sering menjadi penghalang bahkan mampu mematikan niat untuk mulai mengadakan kebaktian. Untuk mengatasinya mungkin diperlukan bantuan orang lain. Misalnya, bila parhalado pada setiap kesempatan menganjurkan warga untuk mengadakan kebaktian rumah tangga, dapat kita katakana; “seperti yang dianjurkan parhalado, ayo kita adakan kebaktian rumah tangga”. Begitu dimulai, penghalang psikologis itu biasanya akan hilang.
2.    Bila kita sudah mulai mengadakan kebaktian rumah tangga, pastikanlah bahwa kegiatan itu tetap berlangsung. Kadang-kadang, dapat terjadi ketika waktu untuk kebaktian telah tiba, ada penghalang yang timbul. Misalnya, kedatangan tamu atau salah seorang anggota rumah tangga sibuk dengan tugas atau pekerjaan atau harus pergi atau acara TV menarik dan sebagainya. Bila ada tamu, ajaklah mereka untuk ikut. Kalau acara yang ditampilkan di Televisi menarik, kuatkan hati untuk mematikan pesawat TV. Kalau ada yang sangat sibuk, ingatkan dia dengan bijaksana bahwa bersekutu dengan Tuhan adalah diatas segala-galanya, mumpung Tuhan masih bersedia. Bila ada anggota yang tidak mengikuti dan harus pergi, tetap laksanakan kebaktian itu dengan anggota yang ada.
3.    Ada masa dimana kejadian kebosanan untuk mengadakan kebaktian rumah tangga. Ada saja alasan yang rasanya sangat tepat untuk tidak mengadakan kebaktian. Harap berhati-hati mengenai hal itu sebab bila sempat berhenti, sering sukar untuk memulainya lagi. Rasa bosan timbul bila kegiatan tersebut terasa sudah menjadi rutin. Perlu dihindarkan mengadakan kebaktian bukan karena sudah tiba waktunya, tetapi karena di dorong oleh rasa rindu. Membuat variasi dari acara kebaktian dapat mencegah kebosanan. Misalnya, pembawa acara berganti-ganti setiap malam atau setiap minggu; buku nyanyiannya diganti; alat music untuk mengiringi menyanyi diganti dan sebagainya (jika memungkinkan)

            Ingatlah bahwa bila kita sampai berhenti mengadakan kebaktian, atau kegiatan apa saja yang bertujuan mendekatkan diri kepada Tuhan, itu adalah hasil usaha keras iblis. Dia berusaha sekali untuk menarik orang yang ingin dekat kepada Tuhan, sebab setiap satu jiwa yang masuk dalam kelompok anak Tuhan berarti satu jiwa yang hilang dari kelompol anak iblis. Sebab itu, berusahalah terus agar sekali kebaktian rumah tangga kita mulai jangan sampai berhenti.
            Akhirnya, diharapkan warga HKI akan sependapat bahwa kebaktian rumah tangga itu perlu diadakan secara teratur di rumah tangga masing-masing warga HKI. Mari sambut dan imani Tahun Keluarga HKI 2016, yang bertemakan: Hidup bersama keluarga Allah (Living together in the household of God, Efesus 2:19-22), sehingga seluruh warga dan pelayan HKI menjadi keluarga yang kuat iman. Terpujilah Tuhan, kekal dan untuk selama-lamanya. Syalom, Tuhan Yesus memberkati!
--- xxx ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar